PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI 19 PADA SLB SE PROVINSI JAMBI

0 0
Read Time:11 Minute, 1 Second

Oleh: Nenden Nurheni, S.Pd, M.Pd.I

PTP Ahli Muda LPMP Provinsi Jambi

 

Abstrak

Terjadinya Pandemi Covid 19 di Indonesia telah mengganggu proses belajar mengajar konvensional secara tatap muka antara siswa dan guru. Pemerintah telah melarang berkerumun, melakukan pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (pshycal distancing), selalu mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker jika bepergian. Pemerintah juga telah melarang sekolah untuk melakukan pembelajaran tatap muka (konvensional), dan menganjurkan melakukan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran secara daring.

            Semua jenjang sekolah harus tetap melakukan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran secara daring tak terkecuali Sekolah Luar Biasa. Pada saat melakukan pembelajaran jarak jauh guru dapat memanfaatkan berbagai teknologi informasi seperti Google Class room, Zoom Meeting, Webex, Whasapp, facebook, Kahoot, Quizizz dan tehnologi lainnya. Pemilihan model dan media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus.

 

A.  Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid 19 telah melanda dunia, termasuk Indonesia. Sejak bulan Maret 2020 pemerintah menetapkan program stay at home untuk menekan penyebaran Covid 19. Hal ini berdampak juga pada pelaksanaan Pendidikan di Indonesia, karena semua sekolah terdampak Covid 19 memberlakukan kebijakan pembelajaran dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pendidikan di Indonesia harus tetap berjalan dengan lancar, walaupun anak-anak harus belajar dari rumah dalam rangka menerapkan psycal distancing.  Dalam rangka mendukung psycal distancing di tengah pandemic covid 19, sesuai instruk Presiden untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah, maka pemerintah mengeluarkan Surat Edaran (SE) No. 4 Tahun 2020 tentang Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid 19, pada poin 2 menyatakan bahwa pembelajaran dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk  memberikana pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada Pendidikan kecapakan hidup antara lain mengenai pandemic Covid 19; c. Aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah; d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna untuk guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

Pada pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh memberikan tantangan bagi para guru, siswa dan masyarakat luas terutama orangtua. Guru harus mencari cara bagaimana materi bisa tersampaikan dengan mudah dan dapat diterima oleh siswa, begitu juga siswa membutuhkan usaha besar agar bisa menerima pelajaran yang diberikan oleh guru secara daring. Orang tua juga berusaha membimbing anak dalam menerima pelajaran secara daring. Pembelajaran pada anak-anak berkebutuhan khusus pada masa pandemi juga dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh, oleh mereka mereka membutuhkan pembimbingan yang lebih dan bersifat nyata diabandingkan dengan anak-anak yang normal.

Pembelajaran jarak jauh merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka langsung antara guru dan siswa, dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat computer, laptop atau gadget. Berbagai teknologi informasi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran jarak jauh, yaitu  menggunakan elearning. Elearning merupakan inovasi yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh digunakan untuk maenyampaikan materi dan mengukur berbagai kemampuan peserta didik,  seperti whatsapp, facebook, zoom, webex, google class, youtube serta media informasi lainnya, dan harus didukung dengan tersedianya jaringan internet sehingga dapat menghubungkan interaksi antara guru dan siswa agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

Pembelajaran Jarak Jauh di Sekolah Luar biasa memerlukan fasilitas atau sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Dengan banyaknya karakteristik anak berkebutuhan khusus maka guru dituntut untuk mendesain model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak.

B.  Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh

Belajar dari rumah dengan pembelajaran jarak jauh tertuang dalam Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona. Surat edaran ini antara lain berisi mengenai kebijakan Mendikbud mengenai peniadaan pelaksanaan Ujian Nasional khusus untuk tahun 2020 dikarenakan merebaknya virus Corona di Indonesia dan di dunia. Terdapat beberapa hal yang perlu yang dinyatakan sesuai Surat Edaran tersebut, antara lain:

  1. Memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan
  2. Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19
  3. Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dari rumah.
  4. Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kualitatif.

Adapun peran guru pada kegiatan belajar dari rumah dengan pembelajaran jarak jauh yaitu membantu siswa menghadapi ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi dan melibatkan siswa untuk terus belajar meskipun kegiatan sekolah normal terganggu.

Adapun prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh, antara lain:

  1. Tidak membahayakan. Sebagaimana guru di seluruh dunia mencoba untuk mengurangi kemungkinan kerugian dalam belajar karena gangguan sekolah, keselamatan dan kesejahteraan siswa (students well-being) harus menjadi hal terpenting untuk dipikirkan. Upaya penyampaian kurikulum secara jarak jauh tidak menciptakan lebih banyak stres dan kecemasan bagi siswa dan keluarganya
  2. Guru hendaknya memiliki ekspektasi yang realistis mengenai apa yang dapat dicapai dengan pembelajaran jarak jauh, dan menggunakan penilaian profesional untuk menilai konsekuensi dari rencana pembelajaran tersebut.

Sesuai dengan prinsip tersebut, maka guru memiliki peran yang utama dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yaitu harus dapat mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui e-learning. E-learning adalah teknologi informasi dan komunikasi dengan mengaktifkan interaksi antara guru dan siswa untuk belajar dimanapun dan kapanpun, baik dilakukan secara synchronous maupun asynchronous, Dahiya (Hartanto, 2016). Synchronous yaitu proses pembelajaran terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terjadi interkasi secara langsung antara guru dan siswa secara online, sedangkan asynchronous proses pembelajaran e learning namun tidak terjadi secara bersamaan, siswa dapat mengambil materi yang diberikan guru kapan dan dimanapun, tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan guru. Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi, game edukatif, simulasi, kuis dan pengumpulan tugas.

Beberapa plaform teknologi informasi yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh antara lain:

  1. Whatsapp yaitu merupakan salah satu media sosial untuk berkomunikasi baik itu dilakukan melalui percakapan baik melalui teks, suara maupun video.
  2. Zoom adalah pertemuan HD gratis dengan video dan berbagi layer hingga 100 orang (https://zoom.us/meeting). Aplikasi ini dapat digunakan dengan berbagai perangkat baik di computer, laptop maupun gadget.
  3. Google class room yaitu kelas yang disediakan Google yang merupakan serambi pembelajaran campuran untuk ruang lingkup Pendidikan yang dapat memeudahkan guru dalam menyampaikan materi, memberikan tugas tanpa menggunakan kertas.
  4. Youtube merupakan situs video upload, Chandra (2017), situs ini banyak digunakan untuk berbagi video secara daring. (http://www.youtube.com/intl/id/about).
  5. Quiziz merupakan sebuah web untuk permainan kuis interaktif yang bisa digunakan dalam pembelajaran di kelas dan melakukan penilaian /evaluasi pembelajaran.
  6. Kahoot adalah suatu website yang menampilkan kuis yang menyenangkan sehingga siswa tidak bosan mengikuti pembelajaran , dapat diakses melalui laptop, computer dan gadget.

C.  Anak Berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus dalah anak yang memiliki kemampuan di luar rentang kemampuan anak sebayanya. Ada dua kategori anak berkebutuhan khusus yaitu bidang kecerdasan dan anak yang mengalami keterlambatan perkembangan fisik dan emosional. Secara khusus anak berkebutuhan khusus menunjukan karakteristik fisik, intelektual dan emosional yang lebih rendah atau lebih tinggi dari rata-rata anak normal, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan adaptasi di lingkungan masyarakat.

Anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik khusus yang berbeda dari anak pada umumnya. Mereka menunjukan ketidakmampuan mental, emosi dan fisik.

 Zaenal Alimin, dalam bukunya Dedy Kustawan (2013), yaitu “Anak Kebutuhan Khusus (ABK) dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individul.” Anak kebutuhan khusus adalah anak secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebuthan khusus ini memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan (barier to learning and development).

Klasifikasi anak berkebutuhan khusus antara lain:

  1. Tunanetra (Bagian A) yaitu anak yang memiliki gangguan penglihatan, yang dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu tunanetra awas atau keterbatan penglihatan dan kebutaan total yang dialami sejak lahir.
  2. Tunarungu wicara (Bagian B) yaitu anak yang memiliki ganguan pendengaran baik secara permanen maupun tidak permanen, sehingga mengalami hambatan dalam berbicara.
  3. Tunagrahita (Bagian C) adalah anak yang mengalami hambatan dalam emosi, mental dan memiliki IQ di bawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam belajar dan menyesuikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
  4. Tunadaksa (Bagian D) yaitu anak yang memiliki ketidakmampuan anggota tubuh dalam melaksanakan fungsinya yang disebabkan kelainan pada otot, tulang atau persendian sehingga mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, dan mobilisasi.
  5. Tuna Laras (Bagian E) yaitu mereka yang kesulitan dalam menyesuikan diri dengan lingkungan, tata tertib, norma social dan lain-lain.
  6. Anak berbakat (Bagian F) yaitu mereka yan memiliki kemampuan di atas rata-rata normal.
  7. Tuna Ganda (Bagian G) adalah mereka yang memiliki kelainan lebih dari satu. 

Dalam mendidik anak berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan dan strategi yang khusus sesuai dengan karakteristiknya. Dengan melalui pendekatan dan strategi khusus diharapkan anak dapat menerima kondisinya, dapat bersosilaisasi dengan lingkunganya dengan baik, memiliki keterampilan yang dibutuhkan sehingga mampu mandiri sesuai dengan kemampuannya, serta menyadari sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. 

D.  Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Anak Berkebutuhan Khusus

Data terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini diperoleh berdasarkan hasil pengisia angket melalui google form yang diisi oleh para guru SLB yang ada di Provinsi Jambi. Responden terbanyak yang mengisi instrument adalah guru SLB yang berada di Kota Jambi berjumlah 113 orang, dan yang paling sedikit mengisi instrument yaitu responden dari Tebo hanya 1 orang guru yang mengisi.Ada beberapa aspek yang tertuang dalam instrument penjaringan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh bagi guru SLB se Provinsi Jambi, antara lain :

  1. Pemberian arahan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan BDR bagi siswa, bahwa sebagian besar guru SLB memberikan pengarahan kepada siswa sebelum melakukan belajar dari rumah. Pemberian pengarahan berguna agar siswa dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Pengarahan terkait terlaksanaan PJJ bukan hanya kepada siswa, namun kepada orangtua siswa, dimana orang tua harus juga membimbing Ketika anak mengikuti PJJ atau belajar dari rumah.
  2. Aspek yang diberikan pada pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh

Berdasarkan hasil survey maka dapat dilihat bahwa aspek yang terbanyak pada pembelajaran jarak jauh pada Sekolah Luar Biasa yang ada di Provinsi Jambi yaitu penugasan berupa peningkatan keterampilan siswa sebesar 39%, dan 33% penugasan pada aspek sikap dan 28% aspek pengetahuan. Dengan demikian penugasan yang diberikan guru pada pembelajaran jarak jauh pada anak luar biasa di Provinsi Jambi banyak ditekankan pada aspek keterampilan, dimana aspek ini merupakan hal yang paling penting bagi anak luar biasa untuk bisa hidup mandiri sesuai dengan kemampuannya. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

         

  1. Platform yang digunakan pada PJJ

Pada pembelajaran jarak jauh ada beberapa platform yang digunakan guru pada pembelajaran anak berkebutuhan khusus, yaitu guru lebih banyak menggunakan whatsapp yaitu sebanyak 264 responden dari 278 responden. Penggunaan platform untuk syncrounous yaitu video call melalui Whastsapp. Youtube digunakan untuk mencari informasi terkait tugas yang diberikan guru. Sementara penggunaan aplikasi untuk penilaian seperti Kahoot dan Quiziz jarang digunakan.  Oleh karena itu perlu adanya pembekalan bagi guru SLB untuk menggunakan berbagai jenis platform pada pembelajaran jarak jauh bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna.

Dibawah ini adalah grafik terkait platform yang digunakan guru pada pembelajaran jarak jauh pada pembelajaran anak luar biasa di Provinsi Jambi.

     

  1. Hambatan yang dihadapi pada pelaksanaan PJJ

Berdasarkan data hasil hasil pengisian instrument maka dapat diketahui bahwa sebagian besar atau sebesar 82% guru tidak mengalami hambatan dalam pembelajaran jarak jauh dan 18 guru mengalami kendala hambatan Ketika melakukan pembelajaran jarak jauh. Adapun hambatan yang muncul berdasarkan data yang diperoleh antara lain ada beberapa siswa dan orangtua tidak mempunyai gawai, tidak memiliki kuota, signal kurang bagus, kekurang pahaman orang tua dalam menggunakan gawai, respon orang tua yang kurang, orang tua kurang membimbing anak ketika mengerjakan tugas, sehingga anak tidak mengerjakan tugasnya. Orang tua cenderung menggunakan media sosial hanya untuk konsultasi terkait pembelajaran yang dilakukan anaknya.

  1. Program yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh, maka guru senantiasa meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti berbagai pelatihan antara lain pelatihan terkait pemanfaatan tekhnologi informasi untuk PJJ bagi anak berkebutuhan khusus, seperti penggunaan google classroom, penggunaan office 365, Kahoot dan Quizizz. Selain itu juga guru SLB di Provinsi Jambi perlu penyusunan jadwal home visit ke rumah siswa yang memerlukan bantuan, yang dianggarkan melalui dana BOS atau dari Dinas Pendidikan Provinsi. Program Koordinasi dan Kerjasama dengan orang tua siswa juga perlu dilakukan dalam rangka menunjang pembelajaran jarak jauh. Selain itu juga beberapa sekolah sudah membentuk komunitas belajar, dimana dalam komunitas tersebut digunakan sebagai wadah berbagi ilmu terkait pemanfaatan model dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk PJJ sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

 E.  Penutup

Demikian hasil survey pembelajaran jarak jauh  pada anak berkebutuhan khusus, berdasarkan hasil survey tersebut maka perlu adanya peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan berbagai platform digital dalam menunjang pembelajaran jarak jauh sehingga dapat dilaksanakan dengan lebih efektif , menarik dan menyenangkan siswa.

Daftar Rujukan

  Chandra Edy, “Youtube, Citra Media Interaktif Atau Penyampian Aspirasi pribadi, Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Vol 1 dan 2 , Oktober 2017: hal.417, diakses 21 April 2020

Delphie, B.,2006, Pembelajaran Anak Berkebutuhan khusus, Bandung, Adi Tama

Hantanto, Wiwin (2016), “Penggunaan Elearning Sebagai Media Pembelajaran,” Jurnal UNEJ, diakses 20 April 2020

https://melindadwi.home.blog/2019/05/05/apa-itu-kahoot/, diakses 21 April 2020

https://smartsosiologi.com/jadi-guru-millenial-buat-kuis-online-dengan-aplikasi-quizizz/

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top